Review Film Libur Lebaran: Ghost Writer
IG Ghost Writer Movie |
Judul film: Ghost Writer
Pemeran: Tatjana Saphira, Ge Pamungkas, Deva Mahendra, Ernest Prakasa, Asmara Abigail, Endy Arfian, Slamet Rahardjo Djarot, Arief Didu, Arie Kiting, Muhadkly Acho, Asti Welas
Sutradara: Bene Dion Rajagukguk
Produksi: Starvision
Gimana jadinya jika seorang artis stand up komedi memerankan tokoh hantu?
Nah, di film Ghost Writer ini Ge Pamungkas yang jadi hantu penasaran bernama Galih. Ia mendiami sebuah rumah yang dikontrakan kepada seorang penulis muda bernama 'Naya' bersama adiknya 'Darto' (Endy Arfian).
Film ini dirilis tepat sehari sebelum Lebaran yaitu tanggal 4 Juni 2019. Awalnya sih, nggak mau nonton yang bau-bau hantu tapi karena nggak ada pilihan film lain yang menarik. Akhirnya nonton ini deh.
Adegan seram terasa di awal. Di mana Naya dan Darto pindah ke rumah kontrakan baru mereka. Tak butuh waktu lama mereka merasakan ada yang menghuni di rumah itu selain mereka. Namun mereka tak punya pilihan lain, mau tidak mau harus tetap tinggal di sana karena sudah membayar penuh uang sewa untuk setahun. Naya bertekad untuk tetap tinggal meski harus berdampingan dengan makhluk halus. Sementara si adik terus ketakutan tinggal di rumah itu meminta agar mencari rumah kontrakan baru.
Suatu hari, Naya menemukan sebuah diary tua di atap rumah. Sebagai seorang penulis yang karyanya mandeg alias nggak berhasil menerbitkan novel baru lagi selama 3 tahun, tentu bikin Naya jadi nulis lagi. Ide itu pun diceritakan kepada Alvin (Ernest Prakarsa) dan tertarik untuk menerbitkan.
dokpri |
Sebagai pemilik diary, Galih tentunya marah. Diarynya dibaca sama orang yang nggak dikenal dan mau ditulis ulang jadi novel. Tapi marahnya itu masih lucu. Nggak pantes jadi hantu yang marah. Wkwkwk. Malah dia kenalan sama Naya dengan cara chattingan di tembok. Pake istilah SBB segala, hi, hi.
Dasarnya mungkin Galih adalah sosok hantu yang baik, akhirnya Naya dan Galih malah nulis bareng novel kisah hidupnya Galih. Ghost writer yang benar-benar 'ghost'. Novel itu pun selesai dan berhasil disetujui oleh penerbit dan akan naik cetak. Sayang, ada hantu satu lagi yang malah demo habis-habisan nggak mau novel itu tayang.
Menonton film ini, saya ngeri-ngeri geli. Ngerinya ada adegan yang menurut saya super seram. Ada juga adegan yang menggelitik dan adegan yang mengharukan.
Setiap orang memiliki kesulitan tersendiri. Di sini Naya dan Darto adalah sepasang kakak adik yang berusaha hidup mandiri setelah ditinggal orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Enggan menerima bantuan dari saudara dan orang lain, mereka berusaha sendiri mencukupi kebutuhan hidupnya lewat pekerjaan Naya sebagai penulis.
dokpri |
Sayangnya hampir 3 tahun setelah novel pertamanya, Naya tak juga berhasil meloloskan karyanya lagi ke penerbit. Keuangan makin menipis, tapi tawaran sebagai copy writer tak diterima Naya. Ia bersikukuh akan menulis novel saja.
Latar belakang kematian Galih dan adiknya Bening segera terungkap. Mereka sebenarnya adalah sepasang kakak adik yang saling menyayangi. Tapi karena orang tua mereka bersikap pilih kasih dan selalu menyalahkan Galih, akhirnya keduanya pun meninggal secara tidak wajar dan jadi arwah penasaran.
Penemuan buku diary menjadi jalan untuk keluarga mereka dipulihkan. Sayang, ditengah perjalanan novel, Naya melanggar janjinya kepada Galih. Kemarahan Bening hampir membunuh Naya dan Darto. Alasan Bening tidak mau novel itu terbit karena cerita di novel itu akan membuka kembali luka lama kedua orang tuanya yang bertahun-tahun ingin mengubur kenangan pahit itu.
Dilema pun dihadapi oleh Naya. Di satu sisi ia butuh novel yang diterbitkan agar bisa menyekolahkan adiknya. Di sisi yang lain, ia harus membatalkan novel karena alasan orang tua Galih dan menyelamatkan adiknya dari gangguan hantu. Apakah yang akan dilakukan Naya?
0 Komentar
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini. Mohon maaf komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu untuk menghindari komentar spam dan link hidup.