Review Film: "Journey 2: The Mysterious Island
Ceritanya nih, masih sama dalam rangka menghabiskan kuota HOOQ, daripada bingung mau nonton film apa saya memilih film ini yang merupakan sekuel dari film Journey to the Center of the Earth (2008). Film ini dirilis tahun 2012 dengan pemeran Sean yang masih sama dengan film yang terdahulu. Buat saya film yang ini lebih serius daripada film yang pertama. Walau saya merasa bahwa si pembuat film itu ingin mengulang unsur komedi di film ini namun belum berhasil. Mungkin pengaruh aktornya juga ya? Di sini Dwayne Johnson tampaknya sulit untuk melawak.
Oke langsung saja ke awal cerita, di film ini diawali dengan ditangkapnya Sean (yang sekarang mulai beranjak remaja) karena dia nekat masuk ke stasiun pelacak satelit. Hank dipanggil karena kenakalan anak angkatnya itu. Di rumah, Hank bertanya secara baik-baik kepada Sean. Sean mengatakan jika dia hanya ingin memecahkan kode yang dikirim melalui sinyal radio. Dia yakin bahwa itu adalah pesan yang dikirim oleh kakeknya yang lama menghilang.
Hank tampaknya ingin menjadi bapak yang baik buat Sean, jadi dia membantu Sean untuk memecahkan kode-kode itu. Ternyata kode-kode itu mengarahkan mereka ke 3 buku yaitu The Mysterious Island-Jules Verne, Treasure Island-Robert Louis Stevenson dan Gulliver's Travel-Jonathan Swift. Ketiga buku itu sama-sama memiliki sebuah peta yang jika digabungkan membentuk sebuah peta dan sebuah koordinat titik di bumi. Hank pun mengajak Sean untuk pergi ke titik itu yang kemudian disambut gembira oleh Sean.
Di sebuah tempat, mereka mencari pemandu wisata untuk mengantar mereka ke titik itu. Tapi di sana mereka menolak dengan alasan itu tempat yang penuh dengan badai petir. Sampai seorang bernama Gabato yang tergiur mendengar imbalan yang ditawarkan Sean. Bersama putrinya yang bernama Kailani, dia mengantar mereka dengan helikopter yang agak diragukan oleh Hank. Semula Hank nggak mau naik tapi Sean maksa mau naik helikopter itu karena terpesona sama kecantikan Kailani.
Jadilah mereka berempat naik helikopter dengan Gabato sebagai pilot dan pemandunya. Benar saja di tengah perjalanan mereka menemui badai dan ada angin puting beliung yang sangat besar. Kailani menyarankan agar mereka menjauhi tempat itu, tapi Sean malah menyuruh agar helikopter di arahkan ke pusat badai itu. Waaa, sampai di sini bikin jantung deg-degan deh! Bisa dibayangkan helikopter-nya langsung pisah satu-satu kena angin yang sangat kencang. Sedangkan penumpangnya selamat dan terdampar ke sebuah pulau yang misterius.
Sean makin bersemangat dan yakin dia akan bertemu dengan kakeknya di pulau itu dan meminjam radio untuk mengirim sinyal meminta bantuan ke luar. Pulau itu sangat indah, dengan keanehan binatang yang umumnya besar jadi kecil dan yang kecil jadi besar. Ketegangan dimulai saat mereka berjalan di atas telur-telur raksasa. Benar saja, telurnya sebesar batu karang induknya segede apa. Mereka pun hampir menjadi santapan kadal raksasa, untunglah kakek Sean (Alexander) muncul menjadi pahlawan.Sean bahagia sekali bertemu dengan kakeknya, sebaliknya dengan Hank karena kakeknya seperti meremehkan dia dan memanggilnya dengan Henry bukan Hank. Jadinya bete deh si-Hank, ha, ha, ha.
Keesokan harinya, Alexander mengantar mereka ke sebuah tempat yang diduga adalah Atlantis, kota yang hilang. Alexander memprediksi bahwa tempat itu akan tenggelam dalam waktu beberapa bulan lagi tetapi Hank justru menemukan fakta bahwa air laut sudah mulai naik dan mereka hanya memiliki waktu satu dua hari lagi untuk bisa keluar dari pulau itu. Berdasarkan petunjuk dari Alexander mereka harus mencari Nautilus dari Captain Nemo yaitu sebuah kapal selam yang tersembunyi di bawah laut.
Ketegangan makin meningkat saat mereka harus naik ke atas tebing mengendarai lebah madu namun di jalan mereka dikejar oleh burung raksasa. Di sini saya jadi kepikiran, memang lebah madu bisa dikendalikan seperti naik sapu terbang ya? Ah, namanya juga film.
Kaki Sean terkilir saat mengalahkan burung raksasa. Mereka pun terpaksa melanjutkan perjalanan esok hari. Di sesi ini Hank Parson (Dwayne Johnson) menyanyikan lagu What a Wonderful World dengan memainkan ukulele. Nggak disangka esoknya Gabato menghilang. Dugaan Kailani ayahnya kembali ke gunung emas untuk menggali emas supaya bisa membiayai kuliah Kailani. Mereka pun berpisah, Kailani bersama Alexander mencari Gabato. Sean bersama Hank mencari kapal selam.
Akankah mereka berhasil selamat keluar dari pulau itu?
Secara keseluruhan sih, film ini masuk kategori 'aman' untuk tontonan keluarga. Karena ketegangan yang ada termasuk aman dan mereka selalu berhasil. Nggak ada unsur marah-marah atau stress yang berlebihan seperti pada film petualangan lainnya. Enak di pandang mata khususnya hutan yang hijau dengan air terjun dan gunung api emas yang mencengangkan. Kekurangannya, film ini terlalu datar dalam artian nggak serius tegang, nggak kocak juga dan nggak terlalu emosional. Pokoknya semua berjalan lancar dan pertolongan selalu datang tepat pada waktunya.
Oke langsung saja ke awal cerita, di film ini diawali dengan ditangkapnya Sean (yang sekarang mulai beranjak remaja) karena dia nekat masuk ke stasiun pelacak satelit. Hank dipanggil karena kenakalan anak angkatnya itu. Di rumah, Hank bertanya secara baik-baik kepada Sean. Sean mengatakan jika dia hanya ingin memecahkan kode yang dikirim melalui sinyal radio. Dia yakin bahwa itu adalah pesan yang dikirim oleh kakeknya yang lama menghilang.
Hank tampaknya ingin menjadi bapak yang baik buat Sean, jadi dia membantu Sean untuk memecahkan kode-kode itu. Ternyata kode-kode itu mengarahkan mereka ke 3 buku yaitu The Mysterious Island-Jules Verne, Treasure Island-Robert Louis Stevenson dan Gulliver's Travel-Jonathan Swift. Ketiga buku itu sama-sama memiliki sebuah peta yang jika digabungkan membentuk sebuah peta dan sebuah koordinat titik di bumi. Hank pun mengajak Sean untuk pergi ke titik itu yang kemudian disambut gembira oleh Sean.
Di sebuah tempat, mereka mencari pemandu wisata untuk mengantar mereka ke titik itu. Tapi di sana mereka menolak dengan alasan itu tempat yang penuh dengan badai petir. Sampai seorang bernama Gabato yang tergiur mendengar imbalan yang ditawarkan Sean. Bersama putrinya yang bernama Kailani, dia mengantar mereka dengan helikopter yang agak diragukan oleh Hank. Semula Hank nggak mau naik tapi Sean maksa mau naik helikopter itu karena terpesona sama kecantikan Kailani.
Jadilah mereka berempat naik helikopter dengan Gabato sebagai pilot dan pemandunya. Benar saja di tengah perjalanan mereka menemui badai dan ada angin puting beliung yang sangat besar. Kailani menyarankan agar mereka menjauhi tempat itu, tapi Sean malah menyuruh agar helikopter di arahkan ke pusat badai itu. Waaa, sampai di sini bikin jantung deg-degan deh! Bisa dibayangkan helikopter-nya langsung pisah satu-satu kena angin yang sangat kencang. Sedangkan penumpangnya selamat dan terdampar ke sebuah pulau yang misterius.
Sean makin bersemangat dan yakin dia akan bertemu dengan kakeknya di pulau itu dan meminjam radio untuk mengirim sinyal meminta bantuan ke luar. Pulau itu sangat indah, dengan keanehan binatang yang umumnya besar jadi kecil dan yang kecil jadi besar. Ketegangan dimulai saat mereka berjalan di atas telur-telur raksasa. Benar saja, telurnya sebesar batu karang induknya segede apa. Mereka pun hampir menjadi santapan kadal raksasa, untunglah kakek Sean (Alexander) muncul menjadi pahlawan.Sean bahagia sekali bertemu dengan kakeknya, sebaliknya dengan Hank karena kakeknya seperti meremehkan dia dan memanggilnya dengan Henry bukan Hank. Jadinya bete deh si-Hank, ha, ha, ha.
Keesokan harinya, Alexander mengantar mereka ke sebuah tempat yang diduga adalah Atlantis, kota yang hilang. Alexander memprediksi bahwa tempat itu akan tenggelam dalam waktu beberapa bulan lagi tetapi Hank justru menemukan fakta bahwa air laut sudah mulai naik dan mereka hanya memiliki waktu satu dua hari lagi untuk bisa keluar dari pulau itu. Berdasarkan petunjuk dari Alexander mereka harus mencari Nautilus dari Captain Nemo yaitu sebuah kapal selam yang tersembunyi di bawah laut.
Ketegangan makin meningkat saat mereka harus naik ke atas tebing mengendarai lebah madu namun di jalan mereka dikejar oleh burung raksasa. Di sini saya jadi kepikiran, memang lebah madu bisa dikendalikan seperti naik sapu terbang ya? Ah, namanya juga film.
Kaki Sean terkilir saat mengalahkan burung raksasa. Mereka pun terpaksa melanjutkan perjalanan esok hari. Di sesi ini Hank Parson (Dwayne Johnson) menyanyikan lagu What a Wonderful World dengan memainkan ukulele. Nggak disangka esoknya Gabato menghilang. Dugaan Kailani ayahnya kembali ke gunung emas untuk menggali emas supaya bisa membiayai kuliah Kailani. Mereka pun berpisah, Kailani bersama Alexander mencari Gabato. Sean bersama Hank mencari kapal selam.
Akankah mereka berhasil selamat keluar dari pulau itu?
Secara keseluruhan sih, film ini masuk kategori 'aman' untuk tontonan keluarga. Karena ketegangan yang ada termasuk aman dan mereka selalu berhasil. Nggak ada unsur marah-marah atau stress yang berlebihan seperti pada film petualangan lainnya. Enak di pandang mata khususnya hutan yang hijau dengan air terjun dan gunung api emas yang mencengangkan. Kekurangannya, film ini terlalu datar dalam artian nggak serius tegang, nggak kocak juga dan nggak terlalu emosional. Pokoknya semua berjalan lancar dan pertolongan selalu datang tepat pada waktunya.
1 Komentar
Filmnya seru amat yak :D
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung ke blog ini. Mohon maaf komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu untuk menghindari komentar spam dan link hidup.